Selasa, 15 Mei 2018

HK - Shenzen Travel Story

Exploring Macau, Hongkong, China!
(Part 3 Hongkong - Shenzen, China)


China Folk Culture Village 

Day-6 (Dongmen, Seaworld)

Tibalah di hari mendebarkan kami akan perjalanan menuju china. katanya urus Visa On Arrival sulit - sulit gampang disana. dan berhubung temen saya passport Australia, jd akan lebih mudah bagi dia masuk dibanding saya yang berpassport Indonesia. Hari ke 6 perjalanan kami bangun pagi untuk berangkat menuju Shenzhen! Sempat khawatir juga katanya Visa on Arrival ke Shenzhen tidak berlaku lagi tetapi setelah cross-check VOA masih berlaku asal kita masuk lewat Louhu. Jadi dari Tsim Sha Tsui kami menuju Lou Hu menggunakan MTR. Lama perjalanan sekitar 1 jam karena memang lokasinya lumayan jauh dari Hongkong. Semakin jauh dari kota, semakin menghilangkan citra Hongkong yang sangat megah ditengah kotanya.


Sampai di perbatasan, semua penumpang turun dari MTR dan menuju loket imigrasi. Disini kami melewati 2 imigrasi yaitu imigrasi Hongkong dan imigrasi China, saat sampai di imigrasi China kami menuju Port Visa, disitulah kita membuat VOA. Lumayan ngantri agak lama karena banyak yang mengajukan VOA disana. Caranya hanya isi form, bawa nomor antrian tinggal tunggu dan bayar, beres. ternyata gak seseram yang diceritakan orang lain, walau saat saya disana ada satu kebangsaan indonesia yang tidak di acc visa nya entah karena apa, tapi untung sekali proses saya dan teman saya berjalan lancar. alhamdulillah....


Suasana Iimigrasi China

Selesai mengurus visa kami langsung keluar untuk menuju MetroLine Station (nama MTRnya China). Pas keluar dari imigrasi agak sedikit tercengang melihat kelakuan orang-orang China yang hampir 180 derajat berbeda dengan Hongkong. Buang ludah dimana-mana, jalan sembarangan, ngantri juga kagak pokoknya bikin ilfeel lah wkwkwkwk tapi pas keluar melihat bangunannya sedikit terobati karena bangunannya megah dan berbeda nuansanya dari tempat-tempat yang pernah saya singgahi. kebetulan saat tiba kami disna cuaca winter yang terlalu dingin ditambah dengan gerimis menambah penderitaan kami yang mengenakan pakaian tak begitu tebal hari itu, tapi untunglah kulit ini agak tebal bagai badak, jd masih bisa ditahan hehe...

Taman menuju China Folk Culture
Oh iya selama di China kami menggunakan sim Card yg kami Beli di Hongkong, entah bagaimana caranya, yang jelas saya tidak mengganti atau membeli kartu selama dichina seharian. petunjuk kami hanya beberapa catatan itinerary yang saya buat dan peta MRT, untunglah tempat wisata yang akan kami datangi tidak sulit ditemukan dari jalan keluar MRT Station. banyak petunjuk yang bisa kita baca disana, namun tidak banyak bertanya pada petugad, kami mengandalkan sesama turis untuk bertanya, karena juara kalo bisa nanya mereka pake bahasa Inggris apalagi petugasnya, bener-bener gabisa bahasa Inggris.

Untuk transportasi kami menggunakan Tourist Pass, jadi bisa dipakai 24 jam untuk transport kemana aja. Harganya 20 Yuan, murah banget mengingat jarak antar Station di Shenzhen ini jauh banget pake ngetzzz. Dari Lou Hu kami menuju Window Of The Wold kami menggunakan metroline 1 (Shiye Zhichuang), keluar dari MRT kami mencari makan siang agar lebih bersemangat. Window Of the World berisi seluruh miniatur ikon dunia yang di jadikan satu tempat taman yang indah disana. ada satu patung yang menarik perhatian saya, patung kerajaan Neptunus berupa lelaki dengan kerang yang biasa anda semua lihat di dalam film animasi Sponge Bob Square Pants ada disana!

Window Of The World

This Is Us
Setelah puas berkeliling WOW kami pun pergi meninggalkan tempat itu lalu ketempat selanjutnya yaitu, China Folk Culture Center (OCT). untuk kesana kami kembali menaiki MRT WOW dan menuju OCT (Huogiocheng Station). setelah tiba pun tak ada kesulitan untuk menemukan tempat tersebut, karena banyak turis yang searah dalam perjalanan kami kesana. langsung saja kami membeli tiket dan memasuki area untuk menjelajah.

Pintu Masuk
Setiba nya didalam kami disuguhi pemangdangan rumah, klenteng dan budaya kental China traditional, didalam terdapat beberapa wahana bermain juga, namun kami lebih memilih untuk melihat taman bunga dan rumah khas china yang ada disana. karena gerimis tak juga berhenti, untunglah tidak deras sehingga membuat baju kami basah. kami terus menelusiri tiap2 sudut yang ada disana. mencoba menemukan apa yang belum pernah kami lihat sebelum nya. 


Sok Candid gitudeh



Darisana kami kembali menuju Hongkong. dengan  MRT dari OCT menuju Lou Hu, lalu Lou hu ke Lowu dan urus imigrasi kembali ke hongkong. setelah sampai kami makan malam dihongkong yang super late night, mungkin bisa dibilang mid night. setelah makan dan beristihat sebentar kami packing untuk checkout besok pagi. dari hotel ke HKIA menggunakan MTR. Sampai di airport saya mengembalikan Octopus Card untuk mendapatkan depositnya dan sisa saldo yang tersedia, lumayan buat makan. Dari Hongkong kami flight menuju Jakarta dan transit di Singapura selama 6 jam. kami hanya menunggu di ruang tunggu sampai boarding dan balik ke Indonesia.





Cheers,

PutriHadinata
website       :    www.putrihadinata.com
Instagram   :    @putrihadinata
twitter         :    @putrihadinata
snapchat     :    putrihadinata
facebook     :    PoertyHDNT


Senin, 14 Mei 2018

Macau - HK Travel Story

Exploring Macau, Hongkong, China!
(Part 2 Macau - Hongkong)


Day-3 (Senado Square, Ruins of St. Paul, Hongkong Clock Tower)

Matahari telah muncul menyinari bagian gorden kamar kami yg beberapa sisi kaca. Apa daya rencana kami yang ingin bangun dan bersiap sejak pagi buta, akhir nya tersadar dipukul 8 pagin waktu setempat. Saat bangun pun kami berebut kekamar mandi, untung kamar mandi yang besar itu dapat dibagi 2 sisi (bath tub dan shower) jadilah kami mandi diwaktu bersamaan untuk menghemat waktu siap2 wanita yang sejam buat dandan nya saja. Setelah kami mempersiapkan diri dan packing kami bergegas sarapan lalu checkout dan menitip barang di hotel karena kami akan ambil shuttle bus hotel yang nanti bisa mengantarkan ke Ferry Terminal untuk langsung lanjut ke Hongkong. Dari hotel, kami menuju Senado Square yang letaknya tidak jauh dari hotel sekitar 1 km walaupun jarak segitu termasuk jauh di Indonesia, tapi memang kalo traveling ke luar negeri harus banyak jalan kakinya, lumayan olahraga. Di Senado Square ini unik bangunan-bangunannya karena Macau ini seperti yang diketahui adalah bekas jajahan Portugis sehingga banyak bangunan peninggalan Portugis.


Bangunan Sekitar senado Square
Selama berkeliling disenado kami menjadi sangat narsis karena bangunannya yang sungguh arsitektur, tak hanya bangunan bahkan lantai dimana kami berpijakpun terasa lucu jika berfoto, dengan bermodalkan fish eye dan tongsis yang gue bawa dari jakarta, semua terasa lebih mudah tanpa harus minta bantuan orang lain untuk berfoto, walau ada beberapa yang harus mengandalkan sesama turis sih untuk gantian berfoto. Ditambah my travel mate kirby orang yang sangat lucu dengan setiap leluconnya yang lebih mirip dengan Mr. Bean saat berbica tanpa jeda (menurut gue :p)
Tak jauh dari Senado Square, kami menuju ke Ruins of St. Paul. Katanya kalo belum kesini, belum ke Macau. Bangunan ini memang menjadi icon di Macau, hampir semua wisatawan berkunjung kesini. Hanya jalan sekitar 15 menit dari Senado Square, kami sudah sampai di Ruins of St. Paul. Bangunannya megah, tapi Cuma setengah yang bikin cantik yaitu tangga-tangga menuju ke atas dan taman yang ada di sebelahnya. Tak banyak yang bisa dilakukan disana, selain cuma foto-foto. Setelah asik berfoto kami turun kembali untuk menjajahi toko2 khas makanan Macau dan beberapa brand store ternama dunia yang sedang sale barang nya. Disana kami sempat coba jajanan khas Macau yaitu EggTart seharga MOP $8. For your information, mata uang macau dan hongkong sama nilai tukarnya, uang honkong bisa digunakan di macau, tapi uang macau sulit digunakan di hongkong.

Ruins of St. Paul vibes!


Egg Tart, enyaakkk!

Banyak sudah kantong belanjaan oleh-oleh dan foto yang kami punya, sore menjelang malam Kami langsung menuju hotel untuk mengambil shuttle busnya menuju ke Ferry Terminal. Di Ferry Terminal kami menuju ke counter TurboJet karena menurut informasi itu paling murah hanya sekitar HKD $150 per orang. Jam kerjanya hampir 24 jam jadi gausah kuatir. Lama perjalanan dari Macau sampai ke Hongkong sekitar 30 menit namun karena cuaca buruk saya sampai di Hongkong setelah 1 jam terumbang-ambingdilaut.Selama di Hongkong, kami tinggal di sebuah hostel bernama Joyous guest Hotel yang terletak di daerah Tsim Tsa Tsui. Letaknya strategis karena memang lokasinya di pusat kota, dekat dengan MTR Station. Dari Ferry Terminal kami jalan kaki menuju hostel karena tidak terlalu jauh hanya sekitar 2 km karena kami pun belum memiliki Octopus Card. Jadi Octopus Card ini digunakan untuk seluruh transportasi disana, bisa bus MTR dan ferry. Harga Octopus Card ini $100 sudah termasuk $50 untuk transaksi dan $50 untuk deposit yang bisa dikembalikan saat sudah tidak terpakai lagi.
Check-in di hostel, mandi sebentar, kami pun langsung keluar lagi menuju Clock Tower. Lokasinya tidak terlalu jauh dari hostel hanya 15 enit berjalan kaki. Di Clock Tower ini di sebelahnya ada deck yang bisa dipakai untuk melihat pemandangan kemerlap Hongkong Island mengantikan peran Avenue of Star yang sedang dalam masa perbaikan. Disini juga bisa melihat Symphony of Light yaitu pertunjukan laser dan lampu setiap jam 8 malam. Selesai pertunjukan kami langsung menghampiri sebuah kedai Sturbuck coffee yang tak jauh dari clock tower. Cerita lucu dibalik pemesanan di kasir adalah saat gelas minum kami ingin ditulis nama saya mengeja nama jelas saya P-U-T-R-I but, what i get at this glass??? My name is BUTRI, entha apa yang terjadi, dia yang sulit mendengar dan menulis huruf latin atau saya yang gagal spelling. Tapi yang jelas itu jadi pengalaman lucu gue disana yg bisa bikin ketawa kalau diingat-ingat. Yaaaa not bad lah yaa di tulis “butri” daripada “ibutiri”.


Symphony of The Light


Day-4 (Ngong Ping Village, Wisdom Path, and Big Budha)

Di hari ke 4 ini kami akan melakukan perjalanan ke Lantau Island, yang lokasinya agak jauh dari kota tapi masih bisa dicapai menggunakan MTR dan bus. Spot pertama yaitu kami menuju Tung chung. Dari Tsim Tsa Tsui MRT Station, kami menaiki MRT Red line (TST) menuju Orange line (TC), lalu dilanjutkan dengan bus Lantau No. 23 dan berjalan kaki menuju cable car 360 yan g terletak di pegunungan. Saat menaiki cable car 360, kita akan berjalan dseperti menggantung dengan tali listrik melintasi gunung dan bagian kecil lautan hongkong seperti selat. Terihat sedikit menyeramkan bai yang takut ketinggian, namun sangat indah bagi gue yang suka melihat keindahan alam walau ada di atas ketinggian dalm waktu kurang lebih 1 jam didalam cable car 360 tersebut.   
Perjalanannya memang lebih lama karena membutuhkan waktu hampir 1 jam dari Tung Chung, namun pemandangan di sekitarnya sanbat cantik karena kita akan melewati pegunungan dan pemandangan laut dari atas bukit dan juga melewati countrysidenya Hongkong.

Ngong Ping Village

Cable Car 
Ngong Ping Village ini merupakan kawasan umat Budha di sekitarnya. Banyak kuil-kuil didalamnya dan Wisdom Path menuju Tea Garden, serta patung Big Buddha yang terletak di atas bukit,  untuk mencapainya butuh menaiki 280 (+-) anak tangga. Kebetulan saat itu badan kami sedang tidak enak dan cuaca gerimis jadi kami perlahan hingga sampai diatas. Kami mengelilingi Ngong Ping Village ini dan mencoba juga jajanan di Hongkong. $20 cuman dapat 3 biji fishball yang sebesar bakso dindonesia. Saat saya sedan memesan tetiba saja saya mendengar bahasa tanah air saya yang ternyata penjualnya merupakan orang indonesia yang menjadi tki disana. Setelah menghabiskan siang hari kami pulang ke hostel dan leyeh-leyeh dan tiduran sampai menjelang malam dan melanjutkan berbelanja oleh-oleh hongkong di ladies market yang letak ak jauh dari hotel. Tinggal berjalan kaki saja sambil menikmati dingin malam dan indah pemandangan malam kota hongkong yang saat itu sedang winter, dibalut kain tebal syal dan sepatu boots saya semangat sekali untuk berkeliling.

Big Buddha



Day-5 (Peak Tram 360, dan Victoria harbour Hongkong Island)

Beruntungnya di hari ke-5 ini hari cuaca gerimis jadi akan kami keluarkan seluruh kemampuan kami untuk beristirahat dan mengembalikan tenaga setelah teramat lelah melangkah tiada henti beberapa hari lalu. Kami menghabiskan dihotel hingga malam hari, lalu pergi menyebrangi Hongkong island dengan ferry. Setibanya disana kota barulah terlihat perbedaan hongkong city dengan hongkong island. City hongkong dipenuhi banyak manusia yang saling berpapasan jarak dekat satu sama lain, sedangkan Honhgkong Island lebih terlihat sepi namun sangan modern dengan gedung2 yang menjulang tinggi.

Spot pertama yang kita singgahi setelah turun dari ferry adalah Victoria Harbour, sebuah taman brmain berskala besar dipenuhin dengan indah nya lampu warni warni yang menghiasi begitu cantik terlihat dari dari jembatan penyebrangan saat kami akan berjalan kesana. Tak lupa berfoto, setelahnya kami langsung menggunakan taksi ke tempat peak tram dan langsung naik kereta peak tram yang berjalan 180 derajat kemiringannya dari saat kita naik dibawah tadi. Yaaaa semua terlihat miring namun tak jatuh, banyak bangunan yang bahkan sengaja dibangun miring.dasarnya, namun tetap rata permukaannya. Wowwww!!! Setelah sampai, sebelum menuju keatas ruang terbuka untuk melihat seluruh hongkong dari atas, kami melewati pasar oleh-oleh dan museum madamme tussasude yang terletak didalam ruangan setibanya peak tram kami berhenti.

Victoria Harbour
Tak jauh dari Hongkong Central kita bisa menuju ke Peak Tram yaitu tram yang akan membawa kita menuju Victoria Peak, salah satu spot yang wajib dikunjungi ketika ke Hongkong. Harga tiket menuju Victoria peak menggunakan Peak Tram yaitu $50 pulang pergi, kecuali mau ambil paket dengan Madame Tausaudd dan The Peak. Kami hanya ambil tiket PP aja, untuk spot mengambil foto Hongkong dariatas, cara murahnya gausah naik ke The Peak. Setelah sampai di salah satu bangunan disana, cari jalan keluar aja lalu jalan menuju timur bangunan tersebut. 

The Peak
Disitu banyak spot untuk foto Hongkong dariatas dan hasilnya gak terlalu beda jauh dengan di The Peak hehe tapi sayangnya saat kami kesana cuaca sedang jelek dan berangin banget. Setelah kemasukan angin yang cukup banyak kami pun mencari makan malam dan balik ke hostel untuk persiapan keberangkatan besok ke Shenzhen,China!






Cheers,

PutriHadinata
website       :    www.putrihadinata.com
Instagram   :    @putrihadinata
twitter         :    @putrihadinata
snapchat     :    putrihadinata
facebook     :    PoertyHDNT


Macau Travel Story

Exploring Macau, Hongkong Dan Shenzhen, China!
(Part 1 Macau)


Skyscrapper building at Hongkong Island

Hey good people...
welcome to my first story!

Hokaayyy, di cerita pertama gue, gue bakal bahas kesal dan tawa perjalanan gue selama 6 hari, 2 hari gue habiskan waktu di hongkong, 2 hari di macau dan china selama 1 hari, sampe akhir nya kembali ke kampung halaman Indonesia. Trip gue ke hongkong ini di temenin salah satu temen baik gue bernama Kirby Anamills yang berkebangsaan australia (pantes nama nya aneh hehe...). yak gue sama travel mate gue ini udah planning trip kita selama 2 bulan, berbekal si mbah Google, gue pun bertugas buat itinerary selama disana, mulai dari tempat wisata, transportasi umum, sampe alamat yang jelas biar gak nyasar di negara orang. Dan dia kebagian cari promo tiket dan hotel super murah dan nyaman ala – ala High Class gitu. Berhubung acara trip ini sudah sangat matang di rencanakan, jadi semua yang kita butuhkan dan rencanakan bisa dibilamg berjalan dengan baik dan lancar.
Kami membeli tiket flight Jakarta-Macau yang sengaja transit di Singapore, dan Hongkong-Jakarta yg juga transit di SIngapore. “Kenapa harus transit? Kan yang direct banyak!. Iya wak, tau banyak, gue juga liat schedule nya kalik... haha gadeng!”. Iya, dengan sengaja gue minta meeting point di singapore dan cari jam transit yang belasan jam, supaya bisa mampir buat liat Singa Air khas negara sana katanya, sekalian juga gue mau kelilingin tuh Changi Airport sekali-kali, biasa nya kan kalo sampe langsung keluar aje kabur, nah sekarang mau airport tour cerita nya...”  intinya karena pengen ambil pengalaman yang berbeda dibanding dari biasa nya.

 Day-1 (Drama keberangkatan, transit Changi Aiport)

Saat burung besi meninggalkan Indonesia 
Hari pertama keberangkatan menjadi kali pertama gue harus terbang sendiri dengan keribetan imigrasi airport dimana gue datang saat last minute (A.K.A Telaattt) drama pun harus diawali dengan adegan koper jatoh saat lagi di ajak berlari karena wanita itu sudah meneriaki gue pake speaker bandara kalo penumpang disuruh cepetan (intinya). Dan tibalah dimana gue transit l4 jam di Singapore! Ceritanya dimulai saat akhir nya gue dan travle mate gue Kirby ketemu di depan bird house yang letak nya ada di dalam Changi Airport. Gue yang awal nya mau liat Singa Air diluar bandara mengurungkan niat karena memikirkanribet nya koper yang harus didorong kemana-mana.

Changi Aiport Situation
Jadilah 14 jam kita habiskan di dalam bandara saja, ga membosankan memang karena didalam banyak banget spot poto yang lucu yang gue jadikan aiport tour disana, Walaupun tempat nya berjauhan dan harus naik skytrain buat sampe disetiap tempat, tapi tetep kita jalanin buat ngusir rasa bosen yang mungkin tiba mendadak. But, trust me! Meski ga semua ke capture disini, tapi kalian ga nyesel liat tiap sudut salah satu bandara terbaik didunia ini. Tapi yaa baru sekitar 8 jam.an melangkah, keluar masuk tempat wisata dan restoran, kaki ini udah ngeluh pegel katanya. Dan bersyukur di Changi ada kursi pijat yang free buat semua penumpang! Yaudahlah namanya fasilitas umum gratis dan banyak.... nikmatin aja daripada mubazir yekan?, gue lemesin kaki duduk santai sampe ketiduran di kursi pijat itu, sampai akhirnya kirby bilang “Put, please woke up, we’re getting late!” dan kaget lah gue disitu, mata ini pun tak lagi ingin terpejam, cepat detak jantung karena nya.

Day-2 (Lisboa Casino, Venetian Canal)

Flight dari Changi menuju Macau menghabiskan waktu sekitar 3 jam, waktu yang cukup lama. Jadi dari jam 9 pagi flight, sampai di Macau sekitar jam 12 siang. Oh iya, sebelum berangkat kami kira ada hostel di Macau, ternyata jarang. Hotel paling murah pun Rp 700.000, oh shit! Ngubek sana-sini, akhirnya kami pun memutuskan book hotel yang paling kami cintai di Macau. Mending sekalian book hotel first class mumpung lagi Macau, kapan lagi bisa tidur di hotel semewah THE VENETIAN HOTEL. Hotel impian gue dimana hotel itu jadi lokasi shooting nya LEE MIN HO saat terkenal dalam salah satu film drama nya yang berjudul Boys Before Flowers itu. Yaakk hasil kumpulin duit 3 bulan gue ini langsung tiris karena hotel impian itu. Permalam nya (< 3.000.0000) kalau dirupiahkan. Nangis terharu pas bayar, kalo buat beli oleh-oleh pasti dapet banyak banget deh hehe...

The Venetian Hotel Macau
Oh iya, for your information, di Macau ini kita bisa keliling gratis loh menggunakan Casino Free Shuttle Bus, jadi hampir semua casino besar di Macau menyediakan fasilitas gratis dari airport atau dari ferry terminal dan melewati banyak tempat-tempat wisata yang sering dituju oleh wisatawan. Free Shuttle Bus ini bisa gratis dipakai oleh semua orang, kalo kita gak booking hotel/casinonya pun gak masalah, tapi mereka yang booking hotel biasanya diprioritaskan. Tapi karena saya dari Airport dan hotel saya gak ada shuttle busnya terpaksa saya naik bis umum ke terminal terdekat dengan hotel. Bus di Macau harganya sama mau jauh ataupun dekat yaitu $3,20. kalo bayar lebih gak pake kembalian segala, semuanya hangus, so siapin receh.

Spot ini saya temukan dijalan saat berkeliling
Setelah bersantai hingga sore, gak mau buang-buang waktu, kami pun langsung berangkat menuju Grand Lisboa, disitu terdapat spot yang sering dikunjungi wisatawan karena letaknya ada di tengah-tengah kemegahan city center Macau Peninsula. Jadi Macau itu ada 3, Macau Peninsula, Taipa dan Coloane. Kebetulan Grand Lisboa ini letaknya dekat sekali dari hotel jadi bisa dijangkau dengan jalan kaki. Tak banyak yang bisa dilakukan disini, kecuali foto-foto dan kalau kamu suka judi, cobain peruntungan kamu di kasino-kasino siniii! Tapi, overall suasananya mewah memberi kesan baru apalagi lihat gedung Grand Lisboa itu dari dekat, megah banget! Dari Grand Lisboa tidak jauh ada Casino lisboa yang, bisa dicapai dengan jalan kaki juga. Awalnya tidak ada yang spesial disini, kecuali bangunan megah. Tapi beruntungnya, ini keren banget!

Casino Lisboa

Setelah berkeliling untuk foto dan mencari makan diluar hotel (a.k.a restaurant macau mahal bangets), kami langsung menuju Venetian kembali tempat kami menginap. Caranya, kami mengambil bus menggunakan Shuttle Bus Studio hotel menuju Ferry Terminal dan langsung lanjut ke Venetian menggunakan Venetian Shuttle Bus yang berada di sebrang pulau, grateesss. Sampai di Venetian langsung masuk ke area shopping mall mya yg ada di lantai ground dan lantai 1 dan 2 dan ternyata interiornya serba megah parah! Di Venetian ini ada kasino, hotel dan pusat perbelanjaan. Yang terkenal disini yaitu Venetian Canalnya, venetian canal ini menyerupai canal-canal yang ada di Venice, Italy. Lokasinya ada di lantai 2, cari lift diujung kanan menuju Venetian Canal.

     Arsitektur Shopping Center Venetian

Perahu di Venetian Canal
Masuk ke area canal, rasanya berada di ruang terbuka, padahal itu kita di dalam ruangan lohhh. Selain itu yang membuat lokasi ini menarik yaitu ada wanita atau pria yang mengendarai perahu sambil menyanyi merdu menggunakan nyanyian Portugis. Selain berfoto, yang seneng belanja bisa belanja juga. Tapi kami mah apa atuh, cuman backpacker mending disimpen uangnya buat trip selanjutnyah! setelah lelah kami berjalan seharian kami meumutuskan untuk kembali ke kamar dan beristirahat lebih awal, persiapkan diri untuk hari esok yang lebih panjang!




Cheers,

PutriHadinata
website       :    www.putrihadinata.com
Instagram   :    @putrihadinata
twitter         :    @putrihadinata
snapchat     :    putrihadinata
facebook     :    PoertyHDNT

Kamis, 03 Mei 2018

Hey, It’s Me...


Hey good people…

Sebelum memulai beberapa konten yg akan gue suguhkan dalam blog ini, ada baiknya bagi kalian para good reader tau dulu soal penulis nya. Karena ada pepatah yang bilang “tak kenal maka tak sayang”, dan gue sebagai penulis gamau gak kalian sayang, jadi kalian kenalin dulu penulis nya yaaa hehe 😜.

Gue Putri Wulandari Hadinata yang biasa dikenal sebagian orang di sekitar gue “Putri Hadinata or Pue”. Oke move on dari masalah nama, gue itu Cuma wanita biasa yang biasa banget tapi berusaha sekuat tenaga biar ga keliatan biasa biasa aja, agak maksa emang, yaaa tapi nama nya juga hidup. Yah, kalau boleh jujur sih gue merasa gue lebih cocok sebagai penikmat karya dibanding pencipta karya itu sendiri (terutama dalam wujud teks). 
Tapiii....
Ternyata saat kita menuliskan kisah hidup kita, berbagi cerita, ciri, dan cara, dalam menikmati hidup. Kita gak cuma sekedar menjadi penulis, tapi cerita kita bisa jadi sebuah inspirasi, motovasi, dan sumber informasi bagi semua yang mampir buat baca tulisan gue. So… start from now I wanna be a blog writer, yang suatu saat nanti siapa tau bisa jadi Raditya Dika, Tere Lee, atau Asma Nadia mungkin (?) who knows? Life is a mystery, isn’t It?

And last but not least, isi konten blog ini gue tetapkan tema “LIFE ENTHUSIASTS” ? Yaa karena hidup cuma sekali, jadi harus dinikmatin, dirasain, di rencanain, dan diciptain apa-apa yang bisa membuat hidup kita lebih berarti dan indah.. setuju? Gue penggemar hidup, gue suka hidup gue, gue suka orang2 disekitar gue, dan gue suka lingkungan gue.Terdengar sempurna kah? Yah, karena ini cuma tulisan, nyata nya nasib kita sama aja kok bro sis semua nya, nyata nya kenyataan selalu berbelok memutar arah dari ekspektasi yang pernah kita bayangkangkan.

I am a DREAM CHASER, TRAVEL ADDICT.

Dream chaser, yak gue pengejar mimpi yang dari kecil selalu punya cita-cita bisa jalan jalan keluar negeri kaya cerita papa yang selalu keliling negara lewat lautan, dan tante gue yang selalu pindah negara untuk bekerja. selain cita-cita gue buat jalan-jalan keluar negeri, seiring berjalannya usia gue pengen bisa kuliah dinegara lain, alasannya selain ilmu juga tentu budaya nya. jadi gue juga akan share seputar kiat-kiat kuliah di luar negri.

Travel addict, gue mengawali travel addict mulai saat gue berseluncur di google cuma buat liat betapa indahnya budaya dan negara luar, beda dari segi bahasa, makanan, tata negara, hingga budaya, ga pernah buat gue kapok untuk balik lagi kesana atau kelain negara. and finally saat gue mulai bekerja dan punya uang sendiri, gue baru rasain yang nama nya holiday gak sama orang tua apalagi pake duit orang tua! dan buat gue traveler itu kaya kita jalan kemanapun kaki menuntun langkah ditempat yang asing bagi diri kita, namun terasa familier di alam bawah sadar kita berupa imajinasi yang pernah gue liat di google.

And that’s why i called my self as a LIFE ENTHUSIASTS. Karena gue cuma berbagi cerita menarik dalam hidup gue yang kalian bisa manfaatin sebagai informasi ataupun inspirasi… happy reading good people 😉



Cheers,

PutriHadinata
website       :    www.putrihadinata.com
Instagram    :    @putrihadinata
twitter       :    @putrihadinata
snapchat    :    putrihadinata
facebook      :    PoertyHDNT