Senin, 14 Mei 2018

Macau - HK Travel Story

Exploring Macau, Hongkong, China!
(Part 2 Macau - Hongkong)


Day-3 (Senado Square, Ruins of St. Paul, Hongkong Clock Tower)

Matahari telah muncul menyinari bagian gorden kamar kami yg beberapa sisi kaca. Apa daya rencana kami yang ingin bangun dan bersiap sejak pagi buta, akhir nya tersadar dipukul 8 pagin waktu setempat. Saat bangun pun kami berebut kekamar mandi, untung kamar mandi yang besar itu dapat dibagi 2 sisi (bath tub dan shower) jadilah kami mandi diwaktu bersamaan untuk menghemat waktu siap2 wanita yang sejam buat dandan nya saja. Setelah kami mempersiapkan diri dan packing kami bergegas sarapan lalu checkout dan menitip barang di hotel karena kami akan ambil shuttle bus hotel yang nanti bisa mengantarkan ke Ferry Terminal untuk langsung lanjut ke Hongkong. Dari hotel, kami menuju Senado Square yang letaknya tidak jauh dari hotel sekitar 1 km walaupun jarak segitu termasuk jauh di Indonesia, tapi memang kalo traveling ke luar negeri harus banyak jalan kakinya, lumayan olahraga. Di Senado Square ini unik bangunan-bangunannya karena Macau ini seperti yang diketahui adalah bekas jajahan Portugis sehingga banyak bangunan peninggalan Portugis.


Bangunan Sekitar senado Square
Selama berkeliling disenado kami menjadi sangat narsis karena bangunannya yang sungguh arsitektur, tak hanya bangunan bahkan lantai dimana kami berpijakpun terasa lucu jika berfoto, dengan bermodalkan fish eye dan tongsis yang gue bawa dari jakarta, semua terasa lebih mudah tanpa harus minta bantuan orang lain untuk berfoto, walau ada beberapa yang harus mengandalkan sesama turis sih untuk gantian berfoto. Ditambah my travel mate kirby orang yang sangat lucu dengan setiap leluconnya yang lebih mirip dengan Mr. Bean saat berbica tanpa jeda (menurut gue :p)
Tak jauh dari Senado Square, kami menuju ke Ruins of St. Paul. Katanya kalo belum kesini, belum ke Macau. Bangunan ini memang menjadi icon di Macau, hampir semua wisatawan berkunjung kesini. Hanya jalan sekitar 15 menit dari Senado Square, kami sudah sampai di Ruins of St. Paul. Bangunannya megah, tapi Cuma setengah yang bikin cantik yaitu tangga-tangga menuju ke atas dan taman yang ada di sebelahnya. Tak banyak yang bisa dilakukan disana, selain cuma foto-foto. Setelah asik berfoto kami turun kembali untuk menjajahi toko2 khas makanan Macau dan beberapa brand store ternama dunia yang sedang sale barang nya. Disana kami sempat coba jajanan khas Macau yaitu EggTart seharga MOP $8. For your information, mata uang macau dan hongkong sama nilai tukarnya, uang honkong bisa digunakan di macau, tapi uang macau sulit digunakan di hongkong.

Ruins of St. Paul vibes!


Egg Tart, enyaakkk!

Banyak sudah kantong belanjaan oleh-oleh dan foto yang kami punya, sore menjelang malam Kami langsung menuju hotel untuk mengambil shuttle busnya menuju ke Ferry Terminal. Di Ferry Terminal kami menuju ke counter TurboJet karena menurut informasi itu paling murah hanya sekitar HKD $150 per orang. Jam kerjanya hampir 24 jam jadi gausah kuatir. Lama perjalanan dari Macau sampai ke Hongkong sekitar 30 menit namun karena cuaca buruk saya sampai di Hongkong setelah 1 jam terumbang-ambingdilaut.Selama di Hongkong, kami tinggal di sebuah hostel bernama Joyous guest Hotel yang terletak di daerah Tsim Tsa Tsui. Letaknya strategis karena memang lokasinya di pusat kota, dekat dengan MTR Station. Dari Ferry Terminal kami jalan kaki menuju hostel karena tidak terlalu jauh hanya sekitar 2 km karena kami pun belum memiliki Octopus Card. Jadi Octopus Card ini digunakan untuk seluruh transportasi disana, bisa bus MTR dan ferry. Harga Octopus Card ini $100 sudah termasuk $50 untuk transaksi dan $50 untuk deposit yang bisa dikembalikan saat sudah tidak terpakai lagi.
Check-in di hostel, mandi sebentar, kami pun langsung keluar lagi menuju Clock Tower. Lokasinya tidak terlalu jauh dari hostel hanya 15 enit berjalan kaki. Di Clock Tower ini di sebelahnya ada deck yang bisa dipakai untuk melihat pemandangan kemerlap Hongkong Island mengantikan peran Avenue of Star yang sedang dalam masa perbaikan. Disini juga bisa melihat Symphony of Light yaitu pertunjukan laser dan lampu setiap jam 8 malam. Selesai pertunjukan kami langsung menghampiri sebuah kedai Sturbuck coffee yang tak jauh dari clock tower. Cerita lucu dibalik pemesanan di kasir adalah saat gelas minum kami ingin ditulis nama saya mengeja nama jelas saya P-U-T-R-I but, what i get at this glass??? My name is BUTRI, entha apa yang terjadi, dia yang sulit mendengar dan menulis huruf latin atau saya yang gagal spelling. Tapi yang jelas itu jadi pengalaman lucu gue disana yg bisa bikin ketawa kalau diingat-ingat. Yaaaa not bad lah yaa di tulis “butri” daripada “ibutiri”.


Symphony of The Light


Day-4 (Ngong Ping Village, Wisdom Path, and Big Budha)

Di hari ke 4 ini kami akan melakukan perjalanan ke Lantau Island, yang lokasinya agak jauh dari kota tapi masih bisa dicapai menggunakan MTR dan bus. Spot pertama yaitu kami menuju Tung chung. Dari Tsim Tsa Tsui MRT Station, kami menaiki MRT Red line (TST) menuju Orange line (TC), lalu dilanjutkan dengan bus Lantau No. 23 dan berjalan kaki menuju cable car 360 yan g terletak di pegunungan. Saat menaiki cable car 360, kita akan berjalan dseperti menggantung dengan tali listrik melintasi gunung dan bagian kecil lautan hongkong seperti selat. Terihat sedikit menyeramkan bai yang takut ketinggian, namun sangat indah bagi gue yang suka melihat keindahan alam walau ada di atas ketinggian dalm waktu kurang lebih 1 jam didalam cable car 360 tersebut.   
Perjalanannya memang lebih lama karena membutuhkan waktu hampir 1 jam dari Tung Chung, namun pemandangan di sekitarnya sanbat cantik karena kita akan melewati pegunungan dan pemandangan laut dari atas bukit dan juga melewati countrysidenya Hongkong.

Ngong Ping Village

Cable Car 
Ngong Ping Village ini merupakan kawasan umat Budha di sekitarnya. Banyak kuil-kuil didalamnya dan Wisdom Path menuju Tea Garden, serta patung Big Buddha yang terletak di atas bukit,  untuk mencapainya butuh menaiki 280 (+-) anak tangga. Kebetulan saat itu badan kami sedang tidak enak dan cuaca gerimis jadi kami perlahan hingga sampai diatas. Kami mengelilingi Ngong Ping Village ini dan mencoba juga jajanan di Hongkong. $20 cuman dapat 3 biji fishball yang sebesar bakso dindonesia. Saat saya sedan memesan tetiba saja saya mendengar bahasa tanah air saya yang ternyata penjualnya merupakan orang indonesia yang menjadi tki disana. Setelah menghabiskan siang hari kami pulang ke hostel dan leyeh-leyeh dan tiduran sampai menjelang malam dan melanjutkan berbelanja oleh-oleh hongkong di ladies market yang letak ak jauh dari hotel. Tinggal berjalan kaki saja sambil menikmati dingin malam dan indah pemandangan malam kota hongkong yang saat itu sedang winter, dibalut kain tebal syal dan sepatu boots saya semangat sekali untuk berkeliling.

Big Buddha



Day-5 (Peak Tram 360, dan Victoria harbour Hongkong Island)

Beruntungnya di hari ke-5 ini hari cuaca gerimis jadi akan kami keluarkan seluruh kemampuan kami untuk beristirahat dan mengembalikan tenaga setelah teramat lelah melangkah tiada henti beberapa hari lalu. Kami menghabiskan dihotel hingga malam hari, lalu pergi menyebrangi Hongkong island dengan ferry. Setibanya disana kota barulah terlihat perbedaan hongkong city dengan hongkong island. City hongkong dipenuhi banyak manusia yang saling berpapasan jarak dekat satu sama lain, sedangkan Honhgkong Island lebih terlihat sepi namun sangan modern dengan gedung2 yang menjulang tinggi.

Spot pertama yang kita singgahi setelah turun dari ferry adalah Victoria Harbour, sebuah taman brmain berskala besar dipenuhin dengan indah nya lampu warni warni yang menghiasi begitu cantik terlihat dari dari jembatan penyebrangan saat kami akan berjalan kesana. Tak lupa berfoto, setelahnya kami langsung menggunakan taksi ke tempat peak tram dan langsung naik kereta peak tram yang berjalan 180 derajat kemiringannya dari saat kita naik dibawah tadi. Yaaaa semua terlihat miring namun tak jatuh, banyak bangunan yang bahkan sengaja dibangun miring.dasarnya, namun tetap rata permukaannya. Wowwww!!! Setelah sampai, sebelum menuju keatas ruang terbuka untuk melihat seluruh hongkong dari atas, kami melewati pasar oleh-oleh dan museum madamme tussasude yang terletak didalam ruangan setibanya peak tram kami berhenti.

Victoria Harbour
Tak jauh dari Hongkong Central kita bisa menuju ke Peak Tram yaitu tram yang akan membawa kita menuju Victoria Peak, salah satu spot yang wajib dikunjungi ketika ke Hongkong. Harga tiket menuju Victoria peak menggunakan Peak Tram yaitu $50 pulang pergi, kecuali mau ambil paket dengan Madame Tausaudd dan The Peak. Kami hanya ambil tiket PP aja, untuk spot mengambil foto Hongkong dariatas, cara murahnya gausah naik ke The Peak. Setelah sampai di salah satu bangunan disana, cari jalan keluar aja lalu jalan menuju timur bangunan tersebut. 

The Peak
Disitu banyak spot untuk foto Hongkong dariatas dan hasilnya gak terlalu beda jauh dengan di The Peak hehe tapi sayangnya saat kami kesana cuaca sedang jelek dan berangin banget. Setelah kemasukan angin yang cukup banyak kami pun mencari makan malam dan balik ke hostel untuk persiapan keberangkatan besok ke Shenzhen,China!






Cheers,

PutriHadinata
website       :    www.putrihadinata.com
Instagram   :    @putrihadinata
twitter         :    @putrihadinata
snapchat     :    putrihadinata
facebook     :    PoertyHDNT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar