Day-3 (Senado Square, Ruins of St.
Paul, Hongkong Clock Tower)
Matahari telah muncul menyinari
bagian gorden kamar kami yg beberapa sisi kaca. Apa daya rencana kami yang
ingin bangun dan bersiap sejak pagi buta, akhir nya tersadar dipukul 8 pagin
waktu setempat. Saat bangun pun kami berebut kekamar mandi, untung kamar mandi
yang besar itu dapat dibagi 2 sisi (bath tub dan shower) jadilah kami mandi
diwaktu bersamaan untuk menghemat waktu siap2 wanita yang sejam buat dandan nya
saja. Setelah kami mempersiapkan diri dan packing kami bergegas sarapan lalu checkout
dan menitip barang di hotel karena kami akan ambil shuttle bus hotel yang nanti
bisa mengantarkan ke Ferry Terminal untuk langsung lanjut ke Hongkong. Dari
hotel, kami menuju Senado Square yang letaknya tidak jauh dari hotel sekitar 1
km walaupun jarak segitu termasuk jauh di Indonesia, tapi memang kalo traveling
ke luar negeri harus banyak jalan kakinya, lumayan olahraga. Di Senado Square
ini unik bangunan-bangunannya karena Macau ini seperti yang diketahui adalah
bekas jajahan Portugis sehingga banyak bangunan peninggalan Portugis.
Bangunan Sekitar senado Square |
Tak jauh dari Senado Square, kami menuju ke Ruins of St. Paul. Katanya kalo
belum kesini, belum ke Macau. Bangunan ini memang menjadi icon di Macau, hampir
semua wisatawan berkunjung kesini. Hanya jalan sekitar 15 menit dari Senado
Square, kami sudah sampai di Ruins of St. Paul. Bangunannya megah, tapi Cuma setengah
yang bikin cantik yaitu tangga-tangga menuju ke atas dan taman yang ada di
sebelahnya. Tak banyak yang bisa dilakukan disana, selain cuma foto-foto. Setelah
asik berfoto kami turun kembali untuk menjajahi toko2 khas makanan Macau dan
beberapa brand store ternama dunia yang sedang sale barang nya. Disana kami
sempat coba jajanan khas Macau yaitu EggTart seharga MOP $8. For your
information, mata uang macau dan hongkong sama nilai tukarnya, uang honkong
bisa digunakan di macau, tapi uang macau sulit digunakan di hongkong.
Ruins of St. Paul vibes!
|
Egg Tart, enyaakkk! |
Banyak sudah kantong belanjaan
oleh-oleh dan foto yang kami punya, sore menjelang malam Kami langsung menuju hotel
untuk mengambil shuttle busnya menuju ke Ferry Terminal. Di Ferry Terminal kami
menuju ke counter TurboJet karena menurut informasi itu paling murah hanya
sekitar HKD $150 per orang. Jam kerjanya hampir 24 jam jadi gausah kuatir. Lama
perjalanan dari Macau sampai ke Hongkong sekitar 30 menit namun karena cuaca
buruk saya sampai di Hongkong setelah 1 jam terumbang-ambingdilaut.Selama di
Hongkong, kami tinggal di sebuah hostel bernama Joyous guest Hotel yang terletak
di daerah Tsim Tsa Tsui. Letaknya strategis karena memang lokasinya di pusat
kota, dekat dengan MTR Station. Dari Ferry Terminal kami jalan kaki menuju
hostel karena tidak terlalu jauh hanya sekitar 2 km karena kami pun belum
memiliki Octopus Card. Jadi Octopus Card ini digunakan untuk seluruh
transportasi disana, bisa bus MTR dan ferry. Harga Octopus Card ini $100 sudah
termasuk $50 untuk transaksi dan $50 untuk deposit yang bisa dikembalikan saat
sudah tidak terpakai lagi.
|
Check-in di hostel, mandi
sebentar, kami pun langsung keluar lagi menuju Clock Tower. Lokasinya tidak terlalu
jauh dari hostel hanya 15 enit berjalan kaki. Di Clock Tower ini di sebelahnya
ada deck yang bisa dipakai untuk melihat pemandangan kemerlap Hongkong Island
mengantikan peran Avenue of Star yang sedang dalam masa perbaikan. Disini juga
bisa melihat Symphony of Light yaitu pertunjukan laser dan lampu setiap jam 8
malam. Selesai pertunjukan kami langsung menghampiri sebuah kedai Sturbuck
coffee yang tak jauh dari clock tower. Cerita lucu dibalik pemesanan di kasir
adalah saat gelas minum kami ingin ditulis nama saya mengeja nama jelas saya
P-U-T-R-I but, what i get at this glass??? My name is BUTRI, entha apa yang
terjadi, dia yang sulit mendengar dan menulis huruf latin atau saya yang gagal
spelling. Tapi yang jelas itu jadi pengalaman lucu gue disana yg bisa bikin
ketawa kalau diingat-ingat. Yaaaa not bad lah yaa di tulis “butri” daripada “ibutiri”.
Symphony of The Light |
Day-4 (Ngong Ping Village, Wisdom
Path, and Big Budha)
Di hari ke 4 ini kami akan
melakukan perjalanan ke Lantau Island, yang lokasinya agak jauh dari kota tapi
masih bisa dicapai menggunakan MTR dan bus. Spot pertama yaitu kami menuju Tung
chung. Dari Tsim Tsa Tsui MRT Station, kami menaiki MRT Red line (TST) menuju
Orange line (TC), lalu dilanjutkan dengan bus Lantau No. 23 dan berjalan kaki
menuju cable car 360 yan g terletak di pegunungan. Saat menaiki cable car 360,
kita akan berjalan dseperti menggantung dengan tali listrik melintasi gunung
dan bagian kecil lautan hongkong seperti selat. Terihat sedikit menyeramkan bai
yang takut ketinggian, namun sangat indah bagi gue yang suka melihat keindahan
alam walau ada di atas ketinggian dalm waktu kurang lebih 1 jam didalam cable
car 360 tersebut.
Perjalanannya memang lebih lama karena membutuhkan waktu hampir 1 jam dari Tung Chung, namun pemandangan di sekitarnya sanbat cantik karena kita akan melewati pegunungan dan pemandangan laut dari atas bukit dan juga melewati countrysidenya Hongkong.
Perjalanannya memang lebih lama karena membutuhkan waktu hampir 1 jam dari Tung Chung, namun pemandangan di sekitarnya sanbat cantik karena kita akan melewati pegunungan dan pemandangan laut dari atas bukit dan juga melewati countrysidenya Hongkong.
Ngong Ping Village |
Cable Car |
Ngong Ping Village ini merupakan
kawasan umat Budha di sekitarnya. Banyak kuil-kuil didalamnya dan Wisdom Path
menuju Tea Garden, serta patung Big Buddha yang terletak di atas bukit, untuk mencapainya butuh menaiki 280 (+-) anak
tangga. Kebetulan saat itu badan kami sedang tidak enak dan cuaca gerimis jadi
kami perlahan hingga sampai diatas. Kami mengelilingi Ngong Ping Village ini dan
mencoba juga jajanan di Hongkong. $20 cuman dapat 3 biji fishball yang sebesar
bakso dindonesia. Saat saya sedan memesan tetiba saja saya mendengar bahasa
tanah air saya yang ternyata penjualnya merupakan orang indonesia yang menjadi
tki disana. Setelah menghabiskan siang hari kami pulang ke hostel dan leyeh-leyeh
dan tiduran sampai menjelang malam dan melanjutkan berbelanja oleh-oleh
hongkong di ladies market yang letak ak jauh dari hotel. Tinggal berjalan kaki
saja sambil menikmati dingin malam dan indah pemandangan malam kota hongkong
yang saat itu sedang winter, dibalut kain tebal syal dan sepatu boots saya
semangat sekali untuk berkeliling.
Big Buddha |
Day-5 (Peak Tram 360, dan Victoria harbour Hongkong Island)
Beruntungnya di hari ke-5 ini
hari cuaca gerimis jadi akan kami keluarkan seluruh kemampuan kami untuk
beristirahat dan mengembalikan tenaga setelah teramat lelah melangkah tiada
henti beberapa hari lalu. Kami menghabiskan dihotel hingga malam hari, lalu
pergi menyebrangi Hongkong island dengan ferry. Setibanya disana kota barulah
terlihat perbedaan hongkong city dengan hongkong island. City hongkong dipenuhi
banyak manusia yang saling berpapasan jarak dekat satu sama lain, sedangkan
Honhgkong Island lebih terlihat sepi namun sangan modern dengan gedung2 yang
menjulang tinggi.
Spot pertama yang kita singgahi
setelah turun dari ferry adalah Victoria Harbour, sebuah taman brmain berskala
besar dipenuhin dengan indah nya lampu warni warni yang menghiasi begitu cantik
terlihat dari dari jembatan penyebrangan saat kami akan berjalan kesana. Tak lupa
berfoto, setelahnya kami langsung menggunakan taksi ke tempat peak tram dan
langsung naik kereta peak tram yang berjalan 180 derajat kemiringannya dari
saat kita naik dibawah tadi. Yaaaa semua terlihat miring namun tak jatuh, banyak
bangunan yang bahkan sengaja dibangun miring.dasarnya, namun tetap rata
permukaannya. Wowwww!!! Setelah sampai, sebelum menuju keatas ruang terbuka
untuk melihat seluruh hongkong dari atas, kami melewati pasar oleh-oleh dan
museum madamme tussasude yang terletak didalam ruangan setibanya peak tram kami
berhenti.
Victoria Harbour |
Tak jauh dari Hongkong Central
kita bisa menuju ke Peak Tram yaitu tram yang akan membawa kita menuju Victoria
Peak, salah satu spot yang wajib dikunjungi ketika ke Hongkong. Harga tiket
menuju Victoria peak menggunakan Peak Tram yaitu $50 pulang pergi, kecuali mau
ambil paket dengan Madame Tausaudd dan The Peak. Kami hanya ambil tiket PP aja,
untuk spot mengambil foto Hongkong dariatas, cara murahnya gausah naik ke The
Peak. Setelah sampai di salah satu bangunan disana, cari jalan keluar aja lalu
jalan menuju timur bangunan tersebut.
The Peak |
Disitu banyak spot untuk foto Hongkong
dariatas dan hasilnya gak terlalu beda jauh dengan di The Peak hehe tapi
sayangnya saat kami kesana cuaca sedang jelek dan berangin banget. Setelah
kemasukan angin yang cukup banyak kami pun mencari makan malam dan balik ke
hostel untuk persiapan keberangkatan besok ke Shenzhen,China!
Cheers,
PutriHadinata
website : www.putrihadinata.com
Instagram : @putrihadinata
twitter : @putrihadinata
snapchat : putrihadinata
facebook : PoertyHDNT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar